Sabtu, 29 Maret 2008

Majas Perbandingan

1. Personifikasi
Adalah majas yang membandingkan benda-benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. Perhatikan puisi berjudul ajal di bawah ini!
Ajal
Apakah ia sebilah belati yang menancap secara gaib
Tanpa aku bisa melihat sehingga kebodohanku terperanjat
Ataukah ia tangan kabut yang nakal yang telah mencekik lehernya
sehingga tak satupun tangan kami yang bisa menghalanginya?
(Arifin. C. Noer)

2. Perumpamaan (Simile)
Adalah majas yang membandingkan dua hal yang pada hakekatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh pemakaian kata pembanding seperti, bagai(kan), bak, semisal, seperti, serupa, dan kata pembanding lainnya.
Perhatikan puisi berikut.
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara di balik tirai
(Dari padamu jua karya Amir Hamzah)
3. Metafora
Adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat. berbeda dengan simile , metafora tidak menggunakan kata-kata pembanding.
Contoh:
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
(Dari aku karya Chairil Anwar)

4.
Alegori
Adalah majas yang mempertautkan satu hal atau kejadian dengan hal atau kejadian lain dalam satu kesatuan yang utuh.
Perhatikan Puisi Teratai berikut ini.
Teratai
Kepada Ki hajar Dewantara

Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun bersemi laksmi mengarang
Biarpun Ia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia
........................................................
(Sanusi Pane)
Dalam puisi teratai, penyair menyimbulkan Ki Hajar Dewantara dengan kuntum bunga teratai dngan maksud untuk menautkan ciri-ciri bunga teratai dengan gagasan, pikiran, dan cita-cita tokoh pendidikan tersebut.
b.Majas Pertentangan
Majas petentangan antara lain meliputi, hiperbola, litotes, Ironi, dan oksimoron.
a.Hiperbola
Adalah majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan dengan maksud memperhebat, meningkatakn kesan dan pengaruhnya.
Contoh.
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
(Dari Doa karya Chairil Anwar)
b.Litotes
Adalah majas yang mengurangi, mengecil-ngecilkan kenyataan yang sebenarnya. Tujuannya, antara lain, untuk merendahkan diri.
Contoh.
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang ditentukan nilai tulang-tulang berserakan
(Dari Karawang Bekasi karya Chairil Anwar)
c.Ironi
Adalah majas menyatakan nmakna yang bertentangan dengan maksud untuk menyindir atau memperolok-olok.
Contoh.
Malam lebaran
Bulan di atas kuburan
(J.E Tatengkeng)
d.Paradoks
Adalah majas yang antar bagian-bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.
Contoh.
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbangun, tetapi bukan tidursayang
(Dari Pahlawan Tak dikenal karya Toto Sudarto Bachtiar)

e.Antitesis
Adalah majas pertentangan yang menggunakan paduan kata yang berlawanan arti.
Contoh.
Barat dan timur adalah guruku
Muslim, Hindu, Kristen, Budha.
Pengikut Zen dan Tao
Semua adlah guruku
(Dari Barat dan Timur karya Abdul Hadi W.M)
c.Majas Pertautan
Majas pertautan, antara lain meliputi, metonimia, sinekdoke, alusio, eufimisme, elipsis, dan inversi.
a.Metonimia
Adalah majas yang memakia nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang, atau hal lainnya sebagai penggantinya. Kita dapat menyebut nama pencipta atau pembuatnya jika yang kita maksudkan adalah ciptaan atau buatannya. Bisa pula kita menyebut bahan dari barang yang dimaksud.
Contoh.
Dan potret-potret pahlawan
Mengusap-usapkaren tua
Baby mortir buatan sendiri
(Dari Buku Tamu Musium Perjuangan karya Taufik Ismail)
b.Sinekdoke
Adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya, ataupun sebaliknya.
Contoh.
Lewat gardu Belanda dengan berani
Berlindung warna malam
Sendiri masuk kota
Ingin ngubur ibunya
(Dari Gerilya karya W.S Rendra)
c.Alusio
Adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang sudah diketahui bersama.
Contoh.
Hari 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
(Dari Pahlawan Tak Dikenal karya Toto Sudarto Bachtiar)
d.Elipsis
Adalah majas yang didalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.
Contoh.
Biarkan layang-layangnya terbang ke angkasa
Dan…hilang di balik awan
(Dari Pergi karya Dinny Widya Agustina)
e.Inversi
Adalah majas yang dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat.
Contoh.
Kuraba mitlaliur Jepang dari baja hitam
(Dari Buku Tamu Musium Perjuangan karya Taufik Ismail)
d.Majas Perulangan
Majas perulangan meliputi, aliterasi, antanaklasis, kiasmus, repetisi, dan pararelisme.
a.Aliterasi
Adalh majas yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya.
Contoh.
Dengarlah dendang durjana
Lelaki tua putra Madura
(Dari Lagu Nelayan Selat Madura karya Djawastin Hasugian)
b.Antanaklasis
Adalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh.
Pintu-pintu awan, nadi-nadi cahaya
dan kegelapan, rimbasepi dan kejadian..
(Dari Mimpi karya Abdul Hadi W.M)
c.Repetisi
Adalah majas perulangan kata sebagai penegasan yang dirunut dalam baris yang sama.
Contoh.
Dalam kesunyian malam waktu
Tidak berpawang, tidak berkawan
(Dari Dibawa Gelombang karya Sanusi Pane)
d.Pararelisme
Adalah majas perulangan kata yang disusun dalam baris yang berbeda.
Contoh.
Sunyi itu duka
Sunyi itu kudus
Sunyi itu lupa
Sunyi itu lapus
e.Kiasmus
Adalah majas berisi perulangan dan sekaligus merupakan inversi.
Contoh.
Karena malam bukan siangnya gelombang
Dan siang bukan malamnya jalang
(Dari Orang Perahu karya Sutan Iwan Soekri Munaf)

3. Fungsi Majas
Majas tidak hanya digunakan dalam puisi. Majas juga diperlukan karangan-karangan lainnya, seperti cerpen, novel, esai, atau pun ceramah dan pidato.
Orde baru tumbang. Namun hal itu tidak serta-merta menunjukkan bahwa kemenangan telah datang. Reformasi yang bergerak dari nurani mahasiswa denagn cepat mengalami pergeseran makna dan fungsi. Tiba di tangan elit politik dan penguasa baru, reformasi menjad jargon politik. Maknanya pun aus. Semakin lama kata itu semakin kehilangan darah.
Cuplikan di atas diambil dari sebuah tulisan yang berbentuk esai. Tulisan tersebut menjadi lebih menarik berkat pemakaian kata-kata bermetafor. Kata tumbang yang lazim disandingkan dengan kata pohon kemudian dikreasikan dengan gender waktu orde baru. Kata bergerak yang awalnya digunakan untuk makhluk hidup, kemudian digunakan kepada sesuatu yang abstrak, reformasi; denmikian halnya dengan kata darah. Pemakaian kalimat-kalimat bermajas menjadikan tulisan itu lebih hidup dan lebih enak dibaca.
Serentetan tembakan senapan mesin merebut kesempatan dan Basridin mengurungkan niatnya, ia kembali bertiarap. Ia berharap Amir tidak kena lagi, lalu berteriak diantara nafasnya yang terputus-putus.(Silus karya Muhammad Diponegoro)
Dalam cuplikan di atas terdapat pemakaian ungkapan merebut kesempatan. Secara harfiah merebut kesempatan merupakan perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Merebut adalah suatu tindakan yng kasar atau memaksa. Namun demikian, oleh pengarang kata tersebut dikenakan untuk benda mati. Senapan mesin, suatu benda yang tidak bernyawa, dinyatakan seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. Efeknya luar biasa. Pembaca akan lebih mudah membayangkan bagaimana mematikan dan berbahayanya bila tembakan senapan mesin itu sudah ditembakkan.
Dari celah-celah kembang flamboyan yang merah marak turun melandai ke tanah, cahaya matahari halus-halus dan panjang-panjang, laksana hujan yang jatuh ditiup angin, menyirami tanah kuning kelabu dengan air emas. (Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana)
Cuplikan tersebut sarat oleh perumpamaan-perumpamaan. Dengan cara itulah, penulis bermaksud memberikan kesan yang kuat mengenai keindahan alam yang hendak digambarkannya.

Disadur dari: Kosasih, E.2006.Bimbingan Pemantapan Bahasa Indonesia.Bandung:Yrama Widya.


3 komentar:

majas mengatakan...

mbak, apakah majas hanya itu saja?yang lain mana?kalo lengkap,mau aku buat belajar

majas mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Surat mengatakan...

sebenarnya aku malas banget ngasih komentar berhubung Echa tadi nangis-nangis ke aku jadi terpaksa deh aku kasih komentar.
yach, lumayanlah sebagai bahan referensi aku. ha............ha.........