Majas pertautan, antara lain meliputi, metonimia, sinekdoke, alusio, eufimisme, elipsis, dan inversi.
a. Metonimia
Adalah majas yang memakia nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang, atau hal lainnya sebagai penggantinya. Kita dapat menyebut nama pencipta atau pembuatnya jika yang kita maksudkan adalah ciptaan atau buatannya. Bisa pula kita menyebut bahan dari barang yang dimaksud.
Contoh.
Dan potret-potret pahlawan
Mengusap-usapkaren tua
Baby mortir buatan sendiri
(Dari Buku Tamu Musium Perjuangan karya Taufik Ismail)
b. Sinekdoke
Adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya, ataupun sebaliknya.
Contoh.
Lewat gardu Belanda dengan berani
Berlindung warna malam
Sendiri masuk
Ingin ngubur ibunya
(Dari Gerilya karya W.S Rendra)
c. Alusio
Adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang sudah diketahui bersama.
Contoh.
Hari 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
(Dari Pahlawan Tak Dikenal karya Toto Sudarto Bachtiar)
d. Elipsis
Adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.
Contoh :
Biarkan layang-layangnya terbang ke angkasa
Dan...hilang di balik awan
(Dari Pergi karya Dinny Widya Agustiny)
e. Inversi
Adalah majas yang dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat.
Contoh:
Kuraba mitlaliur Jepang dari baja hitam
(Dari Buku Tamu Musium Perjuangan karya Taufik Ismail )
2 komentar:
aku minta izin copas ya buat tugas skolah!!
makasih sebelum nya.
Izin copy - paste ya...
Terima kasih !
Posting Komentar